1. Trance
Sekarang-sekarang ini, didukung oleh kompatriotnya Tiesto, Trance tetep menjadi salah satu pilihan favorit anak-anak muda yang doyan clubbing. Siapa aja nih kompatriotnya Tiesto? Tidak lain dan tidak bukan Armin Van Buuren dan Paul Van Dyk.
2. House
Makin banyak sub-genrenya, House juga semakin kuat bercokol di Indonesia. Sama kayak Trance, sebenernya House juga udah ada lama di Indonesia, tapi baru bener-bener jadi komersil akhir-akhir ini.
Kalau menurut MBDC, titik baliknya ada di 2013 ketika salah satu lagunya Zedd yang judulnya Clarity mulai sering diputer di radio-radio Indonesia. Nah dari situ tuh para penikmat musik electro mulai ‘kenal’ sama House. Lagu Clarity tadi itu ber-genre house-electro. Kalau kamu kurang sreg sama kentalnya nuansa electro di lagu-lagunya Zedd, kamu bisa coba dengerin sub-genre yang lain yaitu progressive-house. Progressive-house itu lebih kalem gitu suaranya dibanding house-electro.
3. Trap
Banyak produser-produser musik electronic yang berlomba-lomba untuk produksi hits terbaru, tapi sampai artikel ini ditulis, Major Lazer masih menjadi group yang paling dominan. Kenapa? Karena Major Lazer ini terdiri dari 3 produser musik yang emang secara individu udah keren-keren banget yaitu Walshy Fire, Jillionaire, dan si biangnya Major Lazer, Diplo.
4. Moombahton
Sebagai anakan dari musik Reggaeton, Moombahton emang terdengar lebih underground kalo dibandingin sama Trap. Jadi kalau menurut kamu Trap itu terlalu glamor, nah bisa jadi Moombahton yang kamu cari.
Pertama kali dicetuskan oleh Dave Nada, Moombahton sangat cepat berkembang dengan “bantuan” dari Knife Party, Bro Safari, dan lagi-lagi Diplo. Moombahton hampir selalu berada di rate 110 beats per minute (BPM) yang selalu sukses bikin penikmat musik elektronik goyang.
0 komentar:
Posting Komentar